TUGAS SOFTSKILL MINGGU KE-4
TUGAS
SOFTSKILL KE - 4
TEORI ORGANISASI UMUM 2
1. Analisis Pendapatan
Nasional Dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya,manusia harus mempunyai penghasilan. Setiap penghasilan yang
diterima oleh seseorang merupakan pendapatan bagi orang tersebut.Pendapatan
dari orang perorang dari suatunegara akan dihitung dalam pendapatan
nasional.Namun,tidak semua pendapatan yang diterima seseorang dihitung sebagai
pendapatan nasional.Seorang ibu rumah tangga bekerja guna melayani keperluan
rumah tangganya,seperti memasak,mencuci,dan ibu tersebut sudah menghasilkan
barang berupa makanan dan jasa.Akan tetapi barang dan jasa yang dihasilkan
tersebut tidak dihitung dalam pendapatan nasional karena tidak dijual kepada
orang lain dan tidak mendapatkan balas jasa.Apabila ibu rumah tangga tadi
membuka usaha,misalnya rumah makan atau menerima pesanan makanan untuk
umum,maka balas jasa yang diterimanya dapat dihitung dalam pendapatan
nasional.Seorang pelukis membuat suatu lukisan dan menjualnya kepada orang
lain.Pelukis tersebut memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produk yang
dihasilkannya. Maka pendapatan pelukis ini dihitung dalam pendapatan
nasional.Beberapa tahun kemudian,apabila lukisan tersebut dijual oleh orang
yang membeli lukisan dari pelukis,maka hasil penjualan itu menjadi pendapatan
baginya.Akan tetapi,pendapatan itu tidak dihitung dalam pendapatan
nasional,karena tidak ada produksi barang atau jasa yang dihasilkan.
2. Model Anlalisis
dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Pada model ini, muncul
dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah
tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi
kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain
seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila
digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan
nasional, apabila digunakan sebagai investasi justru akan menjadi injeksi, karena Investasi ini dapat menambah pendapatan
nasional.
Jika digambarkan dalam
arus melingkar seperti gambar diatas maka dapat disimpulkan jika kedua
pihak saling terkait satu sama lain.
Adapun analisisnya adalah sbb:
a) Sektor rumah tangga
Sektor rumah tangga
memiliki faktor produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan
jasa. Faktor produksi tersebut adalah
kesediaan untuk bekerja (tenaga kerja),
barang modal , uang, tanah dan skill. Dan untuk menanggung resiko atas
faktor produksi yang diberikan sektor rumah tangga tersebut, sektor perusahaan
memberikan gaji untuk kesediaan bekerja, pendapatan bunga untuk kesediaan
meminjamkan uang, pendapatan sewa untuk kesediaan memberikan barang modal, dan
pembagian keuntungan untuk saham yang ditanamkan. semuanya itu (garis b)
merupakan aliran pendapatan bagi sektor rumah tangga yang berasal dari sektor
perusahaan.
b) Sektor perusahaan
Sektor perusahaan
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga. Aliran pengeluaran sektor rumah tangga (garis
c) merupakan aliran pendapatan bagi sektor perusahaan. Namun diluar itu sektor perusahaan juga
membutuhkan faktor produksi dari rumah tangga (garis a). Sehingga inti dari
adanya sektor perusahaan adalah berusaha mencari peluang keuntungan dengan
melihat kebutuhan yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga namun dengan
menggunakan kembali sumber daya faktor produksi yang tersedia dari sektor rumah
tangga untuk memproduksi barang / jasa untuk mewujudkan kebutuhan yang
dibutuhkan tersebut.
Bagi sektor rumah
tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan
yang didapat untuk membeli barang dan jasa.Namun sebagian dari pendapatan
tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan.
1.1. Tabungan
Menurut Undang-undang
No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan
adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi.
Kita dapat mengetahui
hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi
tabungan. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan
antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam
perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah
tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan
konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan
nasional.
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad
mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang
dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut,
hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Pembahasan :
Untuk mengetahui
besarnya nilai tabungan (S) maka l a n g k a h pertama yang harus kita lakukan
adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam f u n g s i tabungan kemudian memasukan
n i l a i pendapatan (Y) ke dalam fungsi
tabungan.
C = 1.500.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya
adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 +
(1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya
tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 +
0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 +
1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan
keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
1.2. Investasi
Investasi yang lazim
disebut sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran perusahaan
untuk membeli barang-barang dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi
barang/jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai
penanaman modal dilakukan dalam satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah
sebagai berikut :
· Pembelian berbagai jenis barang modal,
yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai
jenis industri perusahaan.
· Pengeluaran untuk mendirikan rumah
tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan
lainnya.
· Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual,
bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun
penghitungan pendapatan nasional.
Dalam perekonomian
tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan
(dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi
(C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
3. Angka Pengganda
Angka pengganda
menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan dalam
pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran
agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
Pendapatan nasional
berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu:
a).Investasi
b)Konsumsi
c)pengeluaran
pemerintah
d)eksport dan import.
Perubahan pendapatan
agregat sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi . karena
perubahan konsumsi tergantung pada perubahan dalam investasi, kita dapat
menghapus konsumsi dari persamaan. Perubahan dalam pendapatan agregat sama
dengan pengganda investasi kali perubahan investasi. Multiplier investasi
berkaitan dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal: kecenderungan marjinal
mengkonsumsi adalah 1 dikurang (satu dibagi dengan pengganda investasi)
Dalam D berikut menunjukkan
perubahan; C = konsumsi; MPC = kecenderungan mengkonsumsi marjinal; I =
investasi; Y = pendapatan; k = investasi penggali).
DC = MPC (DY),
perubahan dalam konsumsi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali
erubahan pendapatan)
DY = kDI, perubahan
pendapatan sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi
DY = DC + DI, perubahan
pendapatan juga sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi
Oleh Karena itu,
pengganda investasi kali perubahan investasi sama dengan kecenderungan
mengkonsumsi marjinal kali pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih
jelasnya:
kDI = MPC (kDI) + DI
kDI – MPC
(kDI) = DI kDI (1 –
MPC) = DI
1 – MPC = 1 / k
MPC = 1 -1 / k
Fungsi investasi
otonomus berubah menjadi I1 = 250, Konsumsi = 100 dan MPC = 100 + 0,8, sehingga
pengeluaran agregat juga berubah menjadi: AE1 = C + I1 = 100 + 0,8Y + 250 = 350
+ 0,8Y Output keseimbangan yang baru (Y1) adalah : Y = AE = 350 + 0,8Y1 0,2Y1 =
350 Y1 = 1750 DY = Y1 – Y = 1750 – 1500 = 250
Konsep ini menunjukan
bahwa perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan mengubah output
keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran otonomus (A).
Dalam kasus diatas, penambahan A (I0 atau C0) sebesar 50 unit, telah menambah
Y, sebesar 250 unit. DY = DY / DA = 5. Angka 5 disebut sebagai angka pengganda.
Sehingga dapat diasumsikan bahwa angka pengganda ditentukan oleh besarnya angka
MPC.
4. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran
Ada suatu hubungan
terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu
perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia
harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak
faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka
mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk
tersebut.. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika
pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di
mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi
akan terlihat melalui ekonomi luar.
Dapat disimpulkan dari
penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk menurunkan
menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi
dalam perekonomian nasional.
jumlah orang yang
menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang
tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat
diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah
orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan
harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata
tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan
menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga
Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini
menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua
barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis
bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan tingkat inflasi diplot
terhadap tingkat pengangguran.
5.
PENGERTIAN UANG
Pengertian uang dibagi
menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu ekonomi tradisional dan modern.
Pengertian uang dalam
ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima
secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh
setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang
seperti ini disebut Uang Barang.
Sedangkan dalam ilmu
ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum
diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa
serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli
juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
6.
Teori Uang dan Motif Memegang Uang
TEORI
UANG
Teori uang terdiri atas
dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
A. Teori Uang Statis
Teori Uang Statis atau
disebut juga “teori kualitatif statis” bertujuan untuk menjawab pertanyaan:
apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai
beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai
yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori
uang statis adalah:
• Teori Metalisme
(Intrinsik) oleh KMAPPUang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat,
melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas
dan uang perak.
• Teori Konvensi
(Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari.
Teori ini menyatakan
bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.
• Teori Nominalisme
Uang diterima berdasarkan
nilai daya belinya.
• Teori Negara
Asal mula uang karena
negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar
maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara
berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.
B. Teori Uang Dinamis
• Teori Kuantitas dari
David Ricardo
Teori ini menyatakan
bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang
beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang
akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.
• Teori Kuantitas dari
Irving Fisher
Teori yang telah
dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan
memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang
mempengaruhi nilai uang.
• Teori Persediaan Kas
Teori ini dilihat dari
jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
• Teori Ongkos Produksi
Teori ini menyatakan
nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang
sebagai barang.
Motif Memegang Uang
Manusia memiliki alasan
masing-masing dalam memegang uang / duit dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mereka mau memiliki dan menyimpan uang di rumah, di bank, di dompet, di celengan,
dan lain sebagainya.
1. Untuk kebutuhan
Transaksi
Permintaan uang untuk
transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
2. Untuk Berjaga-Jaga
Motif ini juga
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin
tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk
melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi
akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi pendapatan
nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan
semakin tinggi.
3. Untuk Mendapatkan
Keuntungan / Berinvestasi
Arti spekulasi pada
motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan penjualan surat-surat berharga.
Motif ii dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga naik,
maka harga surat-surat berharga akan turun. Jadi naiknya tingkat suku bunga
akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan sebaliknya
7.
Bank Sentral dan Bank Umum
Bank adalah sebuah
lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang
dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti
tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
a. A. Bank Sentral
Bank sentral merupakan
bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan
dunia keuangan disuatu Negara.
Bank sentral di
Indonesia bernama Bank Indonesia yang bertugas untuk:
- Mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah
- Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat
Sebagai Bank Sentral,
Bank Indonesia melakukan tugas sebagai berikut:
- Bank Sirkulasi, yakni mempunyai hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah.
- Banker’snBank Bank Sentral juga dianggap sebagai Bank-nya Bank.
- Lender of last resort. BI dianggap juga pemberi pinjaman pada tingkat terakhir (kredit likuiditas darurat).
B. Bank Umum
Bank Umum merupakan
bank yang bertugas melayani seluruh jasa – jasa perbankan dan melayani segenap
lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga
lainnya.
Fungsi Bank-Umum secara
lengkap adalah :
- Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada pihak lain atau membeli surat berharga.
- Mempermudah dalam lalu lintas pembayaran uang.
- Menjamin keamanan uang sementara tidak digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran, dll.
- Menciptakan kredit, yaitu dengan cara menciptakan demand deposit dari kelebihan cadangannya.
Perbedaan Bank Sentral
dan Bank Umum :
Bank Sentral :
1. Lembaga yang tidak
mencari keuntungan
2. Kegiatan bank
dikelola oleh pemerintah
3. Bertindak sebagai
pengawas dan pembina bank
4. Dapat secara
langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank
5. Mengeluarkan uang
kertas dan uang logam
6. Tidak memiliki
saingan
7. Bertindak sebagai
Lender of The Last Resort bagi perbankan
8. Tidak melayani jasa
perbankan bagi individu dan perusahaan non-Lembaga Keuangan
Bank Umum
1. Merupakan badan
usaha yang mencari untung
2. Umumnya secara
kuantitas dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
3. Diawasi dan dibina
oleh bank sentral
4. Kegiatan operasinya
dipengaruhi oleh bank sentral
5. Hanya dapat menciptakan
uang giral
6. Melakukan persaingan
antar bank
7. Harus memiliki
rekening pada bank sentral
8. Melayani baik
pribadi maupun perusahaan (masyarakat) secara umum
8. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter
adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan
tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi
dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada
dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan
internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat
diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian
terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter
adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara
berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai
tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah
satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro
wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Jenis-jenis Kebijakan
Moneter
Pengaturan jumlah uang
yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Kebijakan moneter
ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan
dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk
mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini
disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan Moneter
Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada
saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy)
Kebijakan moneter dapat
dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
Operasi Pasar Terbuka
(Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka
adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat
berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang
beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin
jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya
adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
Fasilitas Diskonto
(Discount Rate)
Fasilitas diskonto
adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank
sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang
sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan
tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib
(Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib
adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
Imbauan Moral (Moral
Persuasion)
Himbauan moral adalah
kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi
kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah
uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Tujuan Kebijakan
Moneter
Bank Indonesia memiliki
tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini
sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka
kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter
(Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang
mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam
mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia
juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya,
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui
penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan
tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen,
antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta
asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan
pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan
cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar